Konsep Dasar Gizi dalam Siklus Kehidupan

4805

Siklus kehidupan manusia berkaitan erat dengan proses tumbuh kembang yang dimulai dari proses pembuahan (fertilisasi) yang berlanjut pada masa bayi dan anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Pertumbuhan merupakan suatu proses bertambahnya jumlah dan ukuran sel dalam tubuh manusia sedangkan perkembangan berarti peningkatan fungsi sel, jaringan, dan organ tubuh dalam bentuk yang kompleks1. Proses pertumbuhan dan perkembangan ini terjadi secara bersamaan dan menjadi satu kesatuan pada setiap tahapan dalam siklus kehidupan manusia.

Zat gizi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan di setiap tahapan dalam siklus kehidupan. Apabila terjadi kondisi malnutrisi di satu tahapan dalam siklus kehidupan, hal ini akan berdampak pada tahapan kehidupan selanjutnya. Sebagai contoh, berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa kondisi anemia dan kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil merupakan salah satu faktor risiko kejadian bayi lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2,500 gram) serta kejadian stunting dan underweight pada anak usia dua tahun.2-4 Apabila balita dengan kondisi stunting dan atau underweight tersebut tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka akan berdampak pada kondisi gizi dan kesehatan mendatang yakni pada masa anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Hal ini secara umum digambarkan pada Gambar 1.5

Gambar 1. Keterkaitan Masalah Gizi dalam Siklus Kehidupan (Sumber: Rajagopalan, S., 2003 dalam Pritasari et al., 2017)

Dengan demikian, asupan gizi yang adekuat dan berkualitas sangat penting dalam setiap tahapan kehidpan. Secara umum, siklus kehidupan manusia dibagi menjadi masa kehamilan, bayi dan ibu menyusui, balita, anak sekolah dan remaja, serta lansia. Setiap tahapan kehidupan memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, kebutuhan kalori dalam sehari untuk wanita dewasa secara umum adalah 1.900 kkal sementara untuk ibu hamil dengan kehamilan pada trimester I membutuhkan tambahan sekitar 180 kkal/hari dan 300 kkal/hari pada trimester II dan III.6 Untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam setiap tahapan kehidupan, penerapan pola hidup sehat dengan prinsip gizi seimbang adalah kunci keberhasilan untuk mewujudkan kondisi kesehatan yang optimal untuk saat ini dan masa yang akan datang.

Referensi:

  1. Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  2. Figueiredo, Ana Claudia Morais Godoy et al. 2019. Maternal anemia and birth weight: A prospective cohort study. PloS one, 14(3), p.e0212817.
  3. Black, Robert E, Prof et al. 2013. Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle-income countries. The Lancet (British edition), 382(9890), pp.427–451.
  4. Shanklin, D.R., 2000. Maternal nutrition and child health 2nd ed., Springfield, Ill.: Charles C. Thomas.
  5. Brown, J.E. & Lechtenberg, E. 2017. Nutrition through the life cycle 6th ed., Boston, MA: Cengage Learning.
  6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Permenkes No. 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi.

 

Penulis: Novi Anggraeni (Data Analyst, Sekretariat Percepatan Penurunan Stunting Kementerian PPN/Bappenas)

Editor: Tim Knowledge Platform SUN Indonesia, Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/ Bappenas