SUN Business Network Bahas Peran Dunia Usaha dalam Perbaikan Gizi

616
Narasumber dan Moderator pada Webinar SUN Business Network

Webinar SUN Business Network tanggal 2 Desember 2020 mengangkat tema “Praktik Baik dan Kontribusi Dunia Usaha dalam Percepatan Perbaikan Gizi di Tengah Pandemi Covid-19”. Webinar ini merupakan rangkaian kedua dari Scaling Up Nutrition (SUN) Annual Meeting 2020 yang diikuti oleh 264 peserta pada Zoom dan Youtube KGM Bappenas. Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya keterlibatan dunia usaha dalam upaya perbaikan gizi. Webinar berlangsung selama tiga jam dan dimoderatori oleh Asih Setiarini, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Axton Salim selaku Lead of SUN Business Network menyebutkan tantangan yang dihadapi upaya perbaikan gizi di tengah pandemi, terutama karena banyaknya pemutusan hubungan kerja dan penurunan pendapatan di tingkat keluarga. Terlebih, Indonesia menghadapi triple burden of malnutrition yang terdiri dari gizi kurang, gizi lebih, serta kekurangan gizi mikro. Dalam menyelesaikan permasalahan gizi, tidak terlepas dari isu pangan dimana dunia usaha memainkan peran krusial mulai dari proses produksi hingga distribusi. Sehingga, penting untuk menggandeng dunia usaha dalam upaya edukasi konsumsi makanan yang tepat melalui gizi seimbang.

Salah satu perusahaan di bidang pangan yang berfokus pada penyediaan benih sayuran, PT East West Seed Indonesia, turut melaksanakan upaya perbaikan gizi melalui dua fokus utama, yaitu kegiatan yang berdampak sosial (socio-economic impact) dan inclusive business. Edwin Sanso Saragih menjelaskan, dengan inclusive business model, keluarga petani didorong untuk tidak menjual semua hasil panennya, melainkan menyisihkan sebagian untuk keluarga. Selain itu, PT East West Seed Indonesia juga membekali petani dengan keterampilan produksi serta kampanye konsumsi sayuran yang diharapkan dapat memperbaiki gizi di tingkat rumah tangga.

PT Kalbe Farma membagikan cerita mengenai salah satu programnya, Nutrition Care Action, yang melibatkan ibu-ibu dan 240 puskesmas di Jakarta, Sukabumi, Lombok Timur dan Bengkulu. Dalam program ini, Kalbe melakukan pendampingan desa, edukasi gizi, serta pendampingan tumbuh kembang balita. Program ini dilaksanakan bersama Kementrian Kesehatan serta Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

PT Tirta Investama turut melaksanakan kampanye gizi seimbang serta peningkatan kualitas sanitasi masyarakat melalui program Gesid (Generasi Sehat Indonesia). Selain itu, juga dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar pabrik dengan memproduksi 1000 tempe untuk pemenuhan kebutuhan gizi warga.

Astrid Paramita, co-founder Food Cycle, menceritakan keprihatinnya terhadap permasalahan food waste yang banyak terbuang, namun sebetulnya masih bisa dikonsumsi. Hal inilah yang mendorong ia mendirikan Food Cycle dengan konsep food bank. Melalui mekanisme ini, ia mengumpulkan makanan yang memenuhi kriteria layak konsumsi kemudian menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti panti asuhan, rumah singgah, panti jompo dan pencari suaka. Saat ini, Food Cycle sudah berhasil menyalurkan lebih dari 200 ton makanan kepada front line organization.

Menutup diskusi, satu pesan kunci yang didapatkan dari webinar hari ini yaitu perlu adanya kesadaran pemilihan makanan di tingkat keluarga untuk memperbaiki status gizi masyarakat. Dunia usaha juga perlu terus dilibatkan karena memainkan peranan penting dalam isu pangan dan edukasi masyarakat tentang gizi seimbang.

Untuk menyaksikan webinar selengkapnya, silahkan akses video berikut pada Youtube:

 

Penulis: Nurul Azma Ahmad Tarmizi (Sekretariat Percepatan Perbaikan Gizi Kementerian PPN/Bappenas)

Editor: Tim Knowledge Platform SUN Indonesia, Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/ Bappenas