3Pemanfaatan Lahan Sempit di Tengah Kota

Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke Kelurahan Karasak, Kecamatan Astana Anyar dan Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi untuk melihat implementasi program di lapangan. Terdapat keunikan pelaksanaan program di masing-masing wilayah. Kelurahan Karasak yang berada di pusat kota memiliki lahan yang terbatas, maka kegiatan penanaman dan peternakan dilakukan di atas saluran air. Meskipun lahan yang tersedia sangat sedikit, namun warga berhasil mengubah lahan tersebut menjadi asri dan produktif.
Cikal bakal Buruan SAE di Kelurahan Karasak sebetulnya dimulai sejak tahun 2014 saat DKPP menginisasi kegiatan menanam di lingkungan perumahan. Pada tahun 2019, pemerintah setempat terkejut ketika mengetahui jumlah balita stunting yang mencapai 148 anak. Sesudah dilakukan validasi bersama petugas UPTD Puskesmas Pelindung Hewan, didapatkan bahwa jumlah riil balita stunting sebanyak 88 orang. Kelurahan Karasak kemudian ditetapkan sebagai lokus stunting berdasarkan SK Walikota Bandung tahun 2020. Berangkat dari hal ini, dilakukan berbagai usaha untuk menurunkan stunting. Puskesmas melakukan pendampingan edukasi kesehatan kepada ibu hamil dan ibu menyusui melalui grup komunikasi WhatsApp serta bekerjasama dengan kader BPJS Kesehatan untuk memastikan agar setiap anak mendapatkan perlindungan kesehatan.
Selain Puskesmas, DKPP juga mengirimkan penyuluh lapangan pertanian untuk mendampingi warga dalam proses penanaman dan pengolahan makanan. Saat ini, Buruan SAE di Kelurahan Karasak telah memiliki kebun serta ternak lele. Pemanfaatan hasil Buruan SAE dibagi menjadi dua bagian. Sepertiga (1/3) hasil panen diberikan kepada kelompok 1000 HPK dalam bentuk makanan yang sudah dikonsultasikan kepada petugas gizi setempat setiap satu minggu sekali. Sisanya (2/3 bagian) dijual kembali untuk modal pembelian bibit baru. “Berkat kerja keras berbagai pihak, saat ini jumlah balita stunting telah turun menjadi 15 orang” ujar Lurah Karasak, A. Sopian.
Salah satu kader Buruan SAE Kelurahan Karasak, Eva, mengaku tertarik menjadi kelompok tani karena merasakan adanya keterikatan yang kuat dengan masyarakat setempat. Kelompok ini juga telah memiliki jadwal pengelolaan yang digilir setiap harinya agar kebun dan ternak terpelihara dengan baik. Saat ini, Karasak memiliki 27 kader posyandu dengan total 60 anggota Buruan SAE.