Praktik Baik – Cegah Stunting https://cegahstunting.id Fri, 16 Sep 2022 09:30:31 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.5.13 Buruan SAE https://cegahstunting.id/praktik-baik/buruan-sae-2/ https://cegahstunting.id/praktik-baik/buruan-sae-2/?noamp=mobile#respond Mon, 13 Jun 2022 07:19:05 +0000 https://cegahstunting.id/?p=4053 Faktor Kepemimpinan dukung Inovasi Ketahanan Pangan Cegah Stunting di Kota Bandung

Buruan SAE merupakan Integrated Urban Farming yang digagas oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar dan didukung oleh Walikota Bandung, (alm.) Oded M. Danial. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2019 dan kembali digalakkan pada tahun 2020. Berawal dari kekhawatiran terhadap tingkat ketergantungan pangan kota bandung yang mencapai 96% dari suplai daerah luar, pemerintah mendorong warga untuk memanfaatkan lahan sempit di kelurahan menjadi kebun, perikanan, dan peternakan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga.

Dorongan Kepemimpinan yang Kuat terhadap Pelaksanaan Program

Ditemui di Pendopo Kota Bandung pada 3 November 2021 yang lalu, Walikota Bandung, (alm) Oded M. Danial menjelaskan capaian program Buruan SAE yang telah terbentuk di 151 kelurahan pada tahun 2021. Program ini juga terintegrasi dengan program lainnya yang berkaitan dengan penurunan stunting, seperti Bandung SAE, Bandung Tanginas, dan lain-lain.

Lebih lanjut, Oded menjelaskan cikal bakal Buruan SAE berawal dari program Kang Pisman (Pemisahan Sampah dan Kompos) yang ia kembangkan di Pendopo Bandung. Di wilayah sekitar pendopo, terdapat peternakan ayam, kambing dan juga beragam tanaman yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Minat walikota yang tinggi terhadap urban farming serta tekad yang kuat untuk menjadikan Kota Bandung mandiri pangan, telah mengantarkan program Buruan SAE berhasil diterapkan di 151 Kelurahan dan 234 kelompok di Kota Bandung.

Pemanfaatan Lahan Sempit di Tengah Kota

Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke Kelurahan Karasak, Kecamatan Astana Anyar dan Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi untuk melihat implementasi program di lapangan. Terdapat keunikan pelaksanaan program di masing-masing wilayah. Kelurahan Karasak yang berada di pusat kota memiliki lahan yang terbatas, maka kegiatan penanaman dan peternakan dilakukan di atas saluran air. Meskipun lahan yang tersedia sangat sedikit, namun warga berhasil mengubah lahan tersebut menjadi asri dan produktif.

Cikal bakal Buruan SAE di Kelurahan Karasak sebetulnya dimulai sejak tahun 2014 saat DKPP menginisasi kegiatan menanam di lingkungan perumahan. Pada tahun 2019, pemerintah setempat terkejut ketika mengetahui jumlah balita stunting yang mencapai 148 anak. Sesudah dilakukan validasi bersama petugas UPTD Puskesmas Pelindung Hewan, didapatkan bahwa jumlah riil balita stunting sebanyak 88 orang. Kelurahan Karasak kemudian ditetapkan sebagai lokus stunting berdasarkan SK Walikota Bandung tahun 2020. Berangkat dari hal ini, dilakukan berbagai usaha untuk menurunkan stunting. Puskesmas melakukan pendampingan edukasi kesehatan kepada ibu hamil dan ibu menyusui melalui grup komunikasi WhatsApp serta bekerjasama dengan kader BPJS Kesehatan untuk memastikan agar setiap anak mendapatkan perlindungan kesehatan.

Selain Puskesmas, DKPP juga mengirimkan penyuluh lapangan pertanian untuk mendampingi warga dalam proses penanaman dan pengolahan makanan. Saat ini, Buruan SAE di Kelurahan Karasak telah memiliki kebun serta ternak lele. Pemanfaatan hasil Buruan SAE dibagi menjadi dua bagian. Sepertiga (1/3) hasil panen diberikan kepada kelompok 1000 HPK dalam bentuk makanan yang sudah dikonsultasikan kepada petugas gizi setempat setiap satu minggu sekali. Sisanya (2/3 bagian) dijual kembali untuk modal pembelian bibit baru. “Berkat kerja keras berbagai pihak, saat ini jumlah balita stunting telah turun menjadi 15 orang” ujar Lurah Karasak, A. Sopian.

Salah satu kader Buruan SAE Kelurahan Karasak, Eva, mengaku tertarik menjadi kelompok tani karena merasakan adanya keterikatan yang kuat dengan masyarakat setempat. Kelompok ini juga telah memiliki jadwal pengelolaan yang digilir setiap harinya agar kebun dan ternak terpelihara dengan baik. Saat ini, Karasak memiliki 27 kader posyandu dengan total 60 anggota Buruan SAE.

Berkah di Tengah Ketidakpastian Lapangan Kerja

Sedikit berbeda dengan Karasak, Buruan SAE di Kelurahan Sukawarna berangkat dari kondisi banyaknya pemuda yang menganggur karena kehilangan pekerjaan. Melihat hal ini, Nana Hadiana, Lurah Sukawarna, mengajak pemuda untuk membentuk kelompok tani yang menjadi cikal bakal Buruan SAE. Inisiatif ini pun disambut baik oleh DKPP dengan menyediakan dukungan peralatan dan bibit

Yang bikin semangat itu karena kita (kelompok pemuda) menjalankan saja. Kita dikasih tanahnya, pupuknya, bibitnya, hingga modal ayam dan pakannya, sehingga enak untuk menjalankannya

Maman, Kelompok Pemuda Mandiri RW 07

Kelompok ini dibentuk tanggal 20 Oktober 2019 dan telah beranggotakan 15 orang. Terdapat tiga kelompok sesuai keahliannya, yaitu perikanan, pertanian, dan perkebunan.

Awalnya, kasus stunting di Kelurahan Sukawarna cukup tinggi. Pada tahun 2019, terdapat 84 balita stunting.  Namun, jumlah ini berhasil diturunkan menjadi 4 balita pada tahun 2021. Setengah dari hasil panen Buruan SAE diserahkan kepada kelompok PKK untuk diolah dan dibagikan hasilnya kepada kelompok 1000 HPK. Bahkan, pada tiga bulan pertama program, seluruh hasil kebun dan ternak dibagikan secara cuma-cuma ke warga. Hal ini bertujuan agar Buruan SAE dapat dikenal dan diterima dengan baik oleh warga setempat.

Camat Sukajadi menyebutkan, tantangan melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayah kota adalah tidak adanya dana desa yang dapat membantu pelaksanaan program. Untungnya, Kota Bandung memiliki Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK) dimana setiap kelurahan mendapatkan bantuan dana sebesar 100 juta rupiah untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.  Kecamatan Sukajadi sendiri menerima anggaran sekitar 6,4 miliar.

Kelompok ibu hamil dan menyusui di Kelurahan Sukawarna mengaku mendapat banyak bantuan dari program, seperti pemberian bibit dan bantuan makanan yang telah diolah oleh ibu-ibu PKK. Salah seorang ibu hamil menuturkan pengalamannya “Saya kaget tiba-tiba ada yang ngetok pintu dan memberikan makanan.” Awalnya, ia ragu untuk menerima pemberian tersebut “Saya tanya ‘ini teh gratis?’ karena takutnya disuruh bayar” ujarnya sambil tertawa. Akhirnya ia mendapatkan penjelasan bahwa makanan ini merupakan hasil panen program Buruan SAE yang ditujukan untuk meningkatkan gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. “Saya merasa terbantu dan betul-betul diperhatikan ketika hamil”.

Kelurahan Sukawarna juga menerima anggaran 200 ribu per posyandu setiap bulannya untuk pengembangan menu PMT melalui program Bandung Tanginas. Selain itu, kelurahan ini juga mendapatkan bantuan CSR dari PT Biofarma.

Keberlanjutan dan Replikasi Program Buruan SAE

Buruan SAE telah mengantarkan Kota Bandung meraih penghargaan Kota Terbaik ke-3 pada Penghargaan Pembangunan Daerah Tahun 2021 yang diadakan Kementerian PPN/Bappenas. Program ini memberikan contoh pentingnya komitmen pemimpin daerah serta keterlibatan masyarakat dalam mengatasi stunting. “Penyelesaian stunting seharusnya tidak mahal, oleh karena itu Buruan SAE dibuat. Tidak ada alasan masyarakat kota tidak bisa beternak dan menanam meskipun lahannya terbatas” pungkas Walikota Bandung, (alm) Oded M. Danial. Apa yang dilakukan Walikota Bandung dengan membuat miniatur Buruan SAE di Pendopo Kota merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam menggarap program ini.

Buruan SAE juga didukung berbagai program lainnya pada setiap tahapan kehidupan. Program-program ini kemudian diberikan penamaan dalam bahasa Sunda agar mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat. Meskipun saat ini Buruan SAE belum menjangkau seluruh kelurahan di Kota Bandung, namun program ini memiliki potensi untuk direplikasi oleh wilayah lainnya apabila didukung dengan pendokumentasian yang baik pada setiap tahapan kegiatan. Buruan SAE mencoba menjawab salah satu aspek penting dalam penurunan stunting, yaitu ketahanan pangan. Namun, hal ini perlu didukung dengan pilar lainnya seperti kesehatan lingkungan dan edukasi gizi.

Infografis ( 1 )

Infografis ( 2 )

 

]]>
https://cegahstunting.id/praktik-baik/buruan-sae-2/feed/ 0
Buruan SAE https://cegahstunting.id/praktik-baik/buruan-sae/ https://cegahstunting.id/praktik-baik/buruan-sae/?noamp=mobile#respond Wed, 13 Apr 2022 09:19:29 +0000 https://cegahstunting.id/?p=3999 Faktor Kepemimpinan dukung Inovasi Ketahanan Pangan Cegah Stunting di Kota Bandung

Buruan SAE merupakan Integrated Urban Farming yang digagas oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar dan didukung oleh Walikota Bandung, (alm.) Oded M. Danial. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2019 dan kembali digalakkan pada tahun 2020. Berawal dari kekhawatiran terhadap tingkat ketergantungan pangan kota bandung yang mencapai 96% dari suplai daerah luar, pemerintah mendorong warga untuk memanfaatkan lahan sempit di kelurahan menjadi kebun, perikanan, dan peternakan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga.

Dorongan Kepemimpinan yang Kuat terhadap Pelaksanaan Program

Ditemui di Pendopo Kota Bandung pada 3 November 2021 yang lalu, Walikota Bandung, (alm) Oded M. Danial menjelaskan capaian program Buruan SAE yang telah terbentuk di 151 kelurahan pada tahun 2021. Program ini juga terintegrasi dengan program lainnya yang berkaitan dengan penurunan stunting, seperti Bandung SAE, Bandung Tanginas, dan lain-lain.

Lebih lanjut, Oded menjelaskan cikal bakal Buruan SAE berawal dari program Kang Pisman (Pemisahan Sampah dan Kompos) yang ia kembangkan di Pendopo Bandung. Di wilayah sekitar pendopo, terdapat peternakan ayam, kambing dan juga beragam tanaman yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Minat walikota yang tinggi terhadap urban farming serta tekad yang kuat untuk menjadikan Kota Bandung mandiri pangan, telah mengantarkan program Buruan SAE berhasil diterapkan di 151 Kelurahan dan 234 kelompok di Kota Bandung.

Pemanfaatan Lahan Sempit di Tengah Kota

Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke Kelurahan Karasak, Kecamatan Astana Anyar dan Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi untuk melihat implementasi program di lapangan. Terdapat keunikan pelaksanaan program di masing-masing wilayah. Kelurahan Karasak yang berada di pusat kota memiliki lahan yang terbatas, maka kegiatan penanaman dan peternakan dilakukan di atas saluran air. Meskipun lahan yang tersedia sangat sedikit, namun warga berhasil mengubah lahan tersebut menjadi asri dan produktif.

Cikal bakal Buruan SAE di Kelurahan Karasak sebetulnya dimulai sejak tahun 2014 saat DKPP menginisasi kegiatan menanam di lingkungan perumahan. Pada tahun 2019, pemerintah setempat terkejut ketika mengetahui jumlah balita stunting yang mencapai 148 anak. Sesudah dilakukan validasi bersama petugas UPTD Puskesmas Pelindung Hewan, didapatkan bahwa jumlah riil balita stunting sebanyak 88 orang. Kelurahan Karasak kemudian ditetapkan sebagai lokus stunting berdasarkan SK Walikota Bandung tahun 2020. Berangkat dari hal ini, dilakukan berbagai usaha untuk menurunkan stunting. Puskesmas melakukan pendampingan edukasi kesehatan kepada ibu hamil dan ibu menyusui melalui grup komunikasi WhatsApp serta bekerjasama dengan kader BPJS Kesehatan untuk memastikan agar setiap anak mendapatkan perlindungan kesehatan.

Selain Puskesmas, DKPP juga mengirimkan penyuluh lapangan pertanian untuk mendampingi warga dalam proses penanaman dan pengolahan makanan. Saat ini, Buruan SAE di Kelurahan Karasak telah memiliki kebun serta ternak lele. Pemanfaatan hasil Buruan SAE dibagi menjadi dua bagian. Sepertiga (1/3) hasil panen diberikan kepada kelompok 1000 HPK dalam bentuk makanan yang sudah dikonsultasikan kepada petugas gizi setempat setiap satu minggu sekali. Sisanya (2/3 bagian) dijual kembali untuk modal pembelian bibit baru. “Berkat kerja keras berbagai pihak, saat ini jumlah balita stunting telah turun menjadi 15 orang” ujar Lurah Karasak, A. Sopian.

Salah satu kader Buruan SAE Kelurahan Karasak, Eva, mengaku tertarik menjadi kelompok tani karena merasakan adanya keterikatan yang kuat dengan masyarakat setempat. Kelompok ini juga telah memiliki jadwal pengelolaan yang digilir setiap harinya agar kebun dan ternak terpelihara dengan baik. Saat ini, Karasak memiliki 27 kader posyandu dengan total 60 anggota Buruan SAE.

Berkah di Tengah Ketidakpastian Lapangan Kerja

Sedikit berbeda dengan Karasak, Buruan SAE di Kelurahan Sukawarna berangkat dari kondisi banyaknya pemuda yang menganggur karena kehilangan pekerjaan. Melihat hal ini, Nana Hadiana, Lurah Sukawarna, mengajak pemuda untuk membentuk kelompok tani yang menjadi cikal bakal Buruan SAE. Inisiatif ini pun disambut baik oleh DKPP dengan menyediakan dukungan peralatan dan bibit

Yang bikin semangat itu karena kita (kelompok pemuda) menjalankan saja. Kita dikasih tanahnya, pupuknya, bibitnya, hingga modal ayam dan pakannya, sehingga enak untuk menjalankannya

Maman, Kelompok Pemuda Mandiri RW 07

Kelompok ini dibentuk tanggal 20 Oktober 2019 dan telah beranggotakan 15 orang. Terdapat tiga kelompok sesuai keahliannya, yaitu perikanan, pertanian, dan perkebunan.

Awalnya, kasus stunting di Kelurahan Sukawarna cukup tinggi. Pada tahun 2019, terdapat 84 balita stunting.  Namun, jumlah ini berhasil diturunkan menjadi 4 balita pada tahun 2021. Setengah dari hasil panen Buruan SAE diserahkan kepada kelompok PKK untuk diolah dan dibagikan hasilnya kepada kelompok 1000 HPK. Bahkan, pada tiga bulan pertama program, seluruh hasil kebun dan ternak dibagikan secara cuma-cuma ke warga. Hal ini bertujuan agar Buruan SAE dapat dikenal dan diterima dengan baik oleh warga setempat.

Camat Sukajadi menyebutkan, tantangan melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayah kota adalah tidak adanya dana desa yang dapat membantu pelaksanaan program. Untungnya, Kota Bandung memiliki Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK) dimana setiap kelurahan mendapatkan bantuan dana sebesar 100 juta rupiah untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.  Kecamatan Sukajadi sendiri menerima anggaran sekitar 6,4 miliar.

Kelompok ibu hamil dan menyusui di Kelurahan Sukawarna mengaku mendapat banyak bantuan dari program, seperti pemberian bibit dan bantuan makanan yang telah diolah oleh ibu-ibu PKK. Salah seorang ibu hamil menuturkan pengalamannya “Saya kaget tiba-tiba ada yang ngetok pintu dan memberikan makanan.” Awalnya, ia ragu untuk menerima pemberian tersebut “Saya tanya ‘ini teh gratis?’ karena takutnya disuruh bayar” ujarnya sambil tertawa. Akhirnya ia mendapatkan penjelasan bahwa makanan ini merupakan hasil panen program Buruan SAE yang ditujukan untuk meningkatkan gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. “Saya merasa terbantu dan betul-betul diperhatikan ketika hamil”.

Kelurahan Sukawarna juga menerima anggaran 200 ribu per posyandu setiap bulannya untuk pengembangan menu PMT melalui program Bandung Tanginas. Selain itu, kelurahan ini juga mendapatkan bantuan CSR dari PT Biofarma.

Keberlanjutan dan Replikasi Program Buruan SAE

Buruan SAE telah mengantarkan Kota Bandung meraih penghargaan Kota Terbaik ke-3 pada Penghargaan Pembangunan Daerah Tahun 2021 yang diadakan Kementerian PPN/Bappenas. Program ini memberikan contoh pentingnya komitmen pemimpin daerah serta keterlibatan masyarakat dalam mengatasi stunting. “Penyelesaian stunting seharusnya tidak mahal, oleh karena itu Buruan SAE dibuat. Tidak ada alasan masyarakat kota tidak bisa beternak dan menanam meskipun lahannya terbatas” pungkas Walikota Bandung, (alm) Oded M. Danial. Apa yang dilakukan Walikota Bandung dengan membuat miniatur Buruan SAE di Pendopo Kota merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam menggarap program ini.

Buruan SAE juga didukung berbagai program lainnya pada setiap tahapan kehidupan. Program-program ini kemudian diberikan penamaan dalam bahasa Sunda agar mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat. Meskipun saat ini Buruan SAE belum menjangkau seluruh kelurahan di Kota Bandung, namun program ini memiliki potensi untuk direplikasi oleh wilayah lainnya apabila didukung dengan pendokumentasian yang baik pada setiap tahapan kegiatan. Buruan SAE mencoba menjawab salah satu aspek penting dalam penurunan stunting, yaitu ketahanan pangan. Namun, hal ini perlu didukung dengan pilar lainnya seperti kesehatan lingkungan dan edukasi gizi.

Infografis ( 1 )

Infografis ( 2 )

 

]]>
https://cegahstunting.id/praktik-baik/buruan-sae/feed/ 0