Simpul Pengetahuan Pencegahan Stunting

Temukan kebutuhanmu tentang informasi dan pengetahuan
bagaimana melakukan pencegahan dan penanganan.

Kerjasama Lintas Sektor dan Multi-Pihak

Simpul Pengetahuan yang Terbuka untuk Semua

Pemenuhan Komitmen Nutrition for Growth (N4G)

Mengatasi Stunting: Membangun Generasi Sehat dan Berdaya

Pelajari mengapa 1000 hari pertama kehidupan sangat krusial dan bagaimana intervensi dini dapat menyelamatkan masa depan anak Indonesia.

Summary podcast

Video "What is Stunting? Introduction to Stunting" menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan—mulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. Anak yang mengalami stunting akan memiliki tinggi badan yang jauh di bawah rata-rata usianya dan juga berisiko mengalami keterlambatan perkembangan otak, rendahnya kemampuan belajar, serta daya tahan tubuh yang lemah terhadap penyakit. Penyebab utamanya meliputi gizi yang buruk selama kehamilan dan masa bayi, infeksi yang berulang, serta lingkungan yang tidak higienis seperti sanitasi buruk dan air tidak bersih.

Video ini juga menekankan bahwa stunting bukan hanya soal kesehatan anak, melainkan isu pembangunan jangka panjang karena menurunkan produktivitas dan menambah beban ekonomi negara. Maka, pencegahan stunting memerlukan upaya terintegrasi, mulai dari pemberian nutrisi yang baik bagi ibu hamil, ASI eksklusif selama enam bulan, makanan pendamping yang bergizi, hingga perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Intervensi sejak dini menjadi kunci untuk menyelamatkan masa depan anak dan generasi bangsa secara keseluruhan.

Jaringan SUN di Indonesia: Kolaborasi untuk Gizi Lebih Baik

Telusuri peta sebaran kegiatan anggota SUN Networks di seluruh Nusantara.

Filter by Network

publikasi SSGI kemenkes 2024

Provinsi-Provinsi dengan prevalensi BB kurang (underweight) yang tinggi hampir dipastikan memiliki prevalensi stunting yang tinggi. Grafik disamping menggambarkan 87% variasi stunting antar provinsi dapat dijelaskan oleh prevalensi BB kurang. BB kurang dapat dijadikan indikator prioritas untuk deteksi dini dan intervensi pencegahan stunting di tingkat daerah