Kementerian PPN/ Bappenas melalui Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat (KGM) mengadakan Pelatihan Calon Pelatih Modul Peningkatan Kapasitas dalam Aksi Integrasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten/Kota pada tanggal 10-13 Maret 2020 lalu di Hotel Sari Pacific, Jakarta.
Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan dari perguruan tinggi dan organisasi profesi yang telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam penanganan stunting. Tercatat 21 perguruan tinggi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala di Aceh hingga Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara. Hadir pula perwakilan dari 10 organisasi profesi seperti Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan (PATPI), dan lain-lain.
Perwakilan perguruan tinggi dan organisasi profesi ini kedepannya diharapkan dapat membantu daerahnya dalam melakukan pendampingan upaya penurunan stunting bersama dengan pendamping daerah yang ditunjuk oleh Ditjen Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri.
Selain itu, mereka juga diharapkan dapat melakukan pendampingan pemerintah pada tingkat provinsi maupun kabupaten. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan permintaan dari pemerintah daerah maupun inisiatif dari universitas melalui kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi.
Bappenas melihat tingginya permintaan pendampingan dari pemerintah daerah. Namun, sumber daya yang dimiliki tidak memungkinkan untuk memenuhi semua permintaan tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya master of trainer dari perguruan tinggi dan organisasi profesi, diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Pelatihan yang diberikan terdiri dari pembahasan delapan aksi integrasi, yaitu: analisis situasi, penyusunan rencana kegiatan, rembuk stunting, pembentukan peraturan bupati atau wakilkota mengenai kewenangan desa, pembinaan Kader Pembangunan Manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan pemanfaatan data, dan reviu kinerja tahunan.
Selain kebijakan dan isu stunting, peserta juga diberikan pemahaman mengenai teknik fasilitasi serta sistem perencanaan dan penganggaran daerah. Hal ini demi memperkuat kompetensi peserta dalam memberikan pendampingan ke daerah. Pelatih tidak hanya berasal dari Bappenas, melainkan juga dari Kemendagri, Setwapres, Kemenkes dan Kemendes.
Penulis: Olivinia Qonita Putri (Sekretariat Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Kementerian PPN/Bappenas)
Editor: Tim Knowledge Platform SUN Indonesia, Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/ Bappenas
