Peran PELKESI Dalam Upaya Cegah Stunting di Komunitas dan Unit Pelayanan Kesehatan

750

Oleh: Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI)

PELKESI merupakan lembaga berbasis keagamaan yang memiliki mandat dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara holistik. Hal ini sejalan dengan Deklarasi Alma Ata yang memandang kesehatan manusia secara utuh, baik dari segi fisik, mental, sosial, serta spiritual. Selama 10 tahun terakhir, PELKESI telah berkontribusi dalam program di tingkat komunitas maupun fasilitas kesehatan, seperti Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) anggota Pelkesi. Berbagai program dan aktivitas telah dilaksanakan dalam rangka memastikan “No One Left Behind” dalam bidang kesehatan.

PELKESI juga melakukan program kedaulatan pangan dengan menanam sayuran, tanaman obat, dan membuat jamu dari tanaman yang ditanam di sekitar pekarangan rumah warga. PELKESI memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan pembuatan demplot tanaman sayur dan tanaman obat serta memberikan bantuan bibit tanaman untuk ditanam di masing-masing pekarangan warga dengan jargon “Makan Yang Kita Tanam dan Tanam Yang Kita Makan”.

Selain itu, PELKESI juga telah melakukan pendampingan ke 10 Desa di Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan Kota Palu1) untuk masyarakat yang terkena dampak bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah sejak September 2018 hingga Desember 2020. PELKESI berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui pemulihan sitem pelayanan kesehatan di masyarakat, salah satunya melalui posyandu pascabencana. PELKESI memberikan pendampingan dan peningkatan kapasitas kader kesehatan serta dukungan pemenuhan gizi bagi bayi dan balita melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Sejak April 2020, pelayanan Posyandu di Sulawesi Tengah diberhentikan sementara untuk mencegah penyebaran Covid-19. Terhentinya layanan Posyandu dikhawatirkan menjadi second disaster bagi peningkatan gizi dan pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita di Sulawesi Tengah. Oleh karena itu, PELKESI bersama kader kesehatan di 10 desa dampingan berkomitmen untuk tetap melakukan pelayanan Posyandu dengan “jemput bola” yakni melakukan kunjungan rumah dengan mengantarkan makanan tambahan serta memastikan kesehatan bayi dan balita di rumah terjaga selama pandemi Covid-19.

“Jangan sampai karena mereka tidak boleh datang ke Posyandu, kesehatan dan pertumbuhan anak tidak terpantau. Kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir. Yang pasti, kami tahu balita tetap bertumbuh dan orang dewasa bertanggungjawab memastikan kesehatannya,” ujar ibu Zaitun, salah satu kader Posyandu di Desa Sibalaya Utara, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah2).

Selain Sulawesi Tengah, saat ini PELKESI masih menerapkan program Cegah Stunting yang berafiliasi dengan program mobile clinic di 12 Desa remote area dari 4 Kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku3). Program ini merupakan kontribusi PELKESI bersama dengan GEREJA (Sinode GPM)4) sebagai upaya peningkatan kualitas kesehatan di wilayah yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan. PELKESI juga mengembangkan upaya peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak di 4 Rumah Sakit anggota PELKESI melalui Piloting RS Responsif Gender untuk layanan Pre and Post Natal Care5). Kedepan, PELKESI masih akan berkomitmen dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak dengan mengembangkan program pengarusutamaan gender dalam pelayanan kesehatan. Program kerja yang telah dilaksanakan ini merupakan rangkaian program kesehatan dalam mendukung upaya pencegahan stunting, khususnya dalam intervensi gizi sensitif, yang telah dilakukan oleh PELKESI sejak 10 tahun terakhir6).

Keterangan:

1)   Kabupaten Donggala (Desa Enu & Desa Lero Tatari, Kecamatan Sindue; Desa Wani Satu & Desa Wani Dua, Kecamatan Tanantovea), Kabupaten Sigi (Desa Sibalaya Utara & Desa Sibalaya Barat, Kecamatan Tanambulava; Desa Simoro & Desa Tuva), Kota Palu (Kelurahan Pantoloan & Kelurahan Baiya, Kecamatan Tawaeli)

2)   https://paluekspres.com/43242/ketika-yang-lain-memilih-berhenti-lembaga-ini-tetap-bersama-masyarakat-di-masa-pandemi/

3)   Kecamatan Taniwel (Desa Neniari, Desa Riring, Desa Rumah Soal, Desa Lohia Sapalewa), Kecamatan Huamual (Desa Buano Selatan, Desa Buano Utara, Desa Hatto Allang, Desa Allang Asaude), Kecamatan Inamosol & Elpaputih (Desa Huku Kecil, Desa Rambatu, Desa Manusa)

4)   Sinode GPM : Sinode Gereja Protestan Maluku

5)   RS Kristen Lindimara Sumba Timur (NTT); RS Kalooran Amurang (Sulawesi Utara); RS Monompia Bolaangmongondow (Sulawesi Utara); RS Elim Rantepao (Sulawesi Selatan)

6)   2010 – 2013: Program Desa Sehat, 2014-2017: Program Revitalisasi Posyandu, 2017-2018: Kampanye Gizi Nasional Cegah Stunting, 2018-2021: Pilot RS Responsif Gender (Pre and Post Natal Care Hospitals), Pilot RS Inklusi, Mobile Cllinic